Apa Itu Heart Rate & Bagaimana Cara Menghitung Zona Heart Rate Saat Lari?
Heart Rate
Apa Itu Heart Rate (HR) ?
Heart rate atau HR adalah detak jantungmu yang dihitung dengan satuan beats per minute (bpm).
Banyak pelari yang berlari dengan berdasarkan HR mereka, karena ada banyak manfaat yang bisa didapatkan terutamanya adalah soal menentukan intensitas lari.
Karena itu, Heart Rate (HR) biasa digunakan pelari sebagai panduan seberapa berat intensitas lari yang bisa dilakukan.
Heart rate ini memiliki 5 zona, mulai dari yang paling rendah yaitu zona 1, sampai ke zona 5 yang merupakan heart rate maksimal.
Kenapa Heart Rate Dipakai?
Lari yang dilakukan hanya berdasarkan pace (kecepatan saat lari), biasanya lebih membebani tulang dan otot. Dengan menggunakan heart rate sebagai panduan, kamu jadi lebih yakin kapan harus lari dengan pace yang cepat, dan kapan harus lari dengan pace yang lambat.
Ini jauh lebih aman bagi tubuh, karena terkadang kita tidak sadar sudah terlalu membebani tubuh kita saat lari. Jika kamu lari melebihi kemampuan tubuh, akhirnya terjadi cedera dan berbagai masalah lainnya.
Jika selama ini kamu masih lari dengan menghitung pace, coba sekali-kali ubah dengan menghitung di zona heart rate. Apalagi jika kamu punya smart watch atau sejenisnya yang bisa dipakai menghitung detak jantung.
Baca juga Cara menurunkan darah tinggi bisa dengan lari, latihan isometrik, dan pengaturan nutrisi. Berikut apa saja cara menurunkan darah tinggi. | Cara menurunkan darah tinggi.
Berapa Detak Jantung Normal Saat Lari?
Berapa Max Heart Rate?
Apa Itu Zona Heart Rate? | 5 Zona Heart Rate Saat Lari
Heart rate saat olahraga dibagi menjadi 5 zona heart rate (HR). Zona 1 adalah zona dimana jantung berdetak dengan lambat dan mirip dengan detak jantung saat kamu sedang istirahat. Zona 5 adalah zona dimana detak jantungmu berdetak secara maksimal.
Semakin naik level zona heart ratemu, semakin berat jantung dan ototmu bekerja. Berikut penjelasan dari masing-masing zona heart rate saat kamu berlari.
Zona 1 HR Saat Olahraga Lari
Lari yang dilakukan dengan pace ringan. Berlari di zona ini seharusnya tidak terlalu melelahkan walaupun dilakukan sampai berjam-jam. Lari di zona ini biasanya untuk recovery setelah lari intens. Zona 1 ada di sekitar 50% - 60% dari Max HR.
Zona 2 HR Saat Olahraga Lari
Zona 2 biasanya dilakukan untuk lari di bawah 90 menit. Lari di zona ini berguna untuk pengkondisian aerobik saat lari jarak jauh. Ini juga merupakan zona yang meningkatkan kemampuan tubuh untuk menggunakan lemak sebagai energi, sehingga dianjurkan untuk menurunkan berat badan.
Selain itu, pelari yang berlatih untuk half marathon dan marathon disarankan untuk banyak berlari di zona ini. Zona 2 ada di sekitar 60% - 70% dari Max HR.
Baca juga Jadwal Latihan Lari Marathon Selama 20 Minggu Untuk Pelari Maraton Pemula | Lari maraton/marathon.
Zona 3 HR Saat Olahraga Lari
Zona 3 adalah tempat tubuh mendapatkan manfaat kardiovaskular paling banyak, dan terkadang disebut sebagai zona aerobik.
Dalam hal mengembangkan stamina dan meningkatkan kapasitas aerobik, zona tiga adalah titik pusatnya. Lari di zona 3 umumnya berlangsung 30 hingga 45 menit. Zona 3 ada di sekitar 70% - 80% dari Max HR.
Zona 4 HR Saat Olahraga Lari
Di Zona 4, kamu menggunakan lebih banyak campuran metabolisme aerobik dan anaerobik. Ambang batas ini membantu tubuh menjadi lebih baik dalam menggunakan karbohidrat untuk energi.
Di zona ini kamu belajar menahan tingkat laktat yang lebih tinggi dalam darah. Artinya kamu akan menahan rasa lelah dan rasa sakit dari otot-ototmu saat lari di zona ini. Zona 4 ada di sekitar 80% - 90% dari Max HR.
Zona 5 HR Saat Olahraga Lari
Terakhir, Zona 5 adalah intensitas tinggi dan biasanya hanya berlangsung kurang dari lima menit. Jantungmu di zona ini berdetak kencang dan sudah mencapai batas maksimalnya. Zona ini biasanya ada di menit-menit akhir sesi larimu sebelum kamu memutuskan berhenti dan melakukan pendinginan setelah lari.
Berlari di zona 5 tidak mungkin dilakukan dalam waktu yang lama. Di zona ini kamu menggunakan sisa-sisa energimu untuk terus berlari, karena sudah masuk ke zona anaerobik dimana oksigen dalam darah sudah menipis dan otot tidak mampu lagi memproduksi energi. Zona 5 ada di sekitar 90% - 100% dari Maximal Heart Rate (maksimal detak jantung).
Apa Itu Zone Aerobik?
Zona aerobik adalah zona dimana tubuhmu memiliki pasokan oksigen yang cukup untuk memproduksi energi. Zone aerobik juga biasanya berada pada zona heart rate rendah seperti zona 1-3. Pada zona ini kamu bisa berolahraga tanpa terlalu merasa kelelahan dan napasmu terasa sesak.
Apa Itu Zona Anaerobik?
Zona anaerobik adalah zona dimana tubuhmu kekurangan pasokan oksigen yang cukup untuk memproduksi energi.
Zona anaerobik ini biasanya berada pada zona HR tinggi seperti zona 4-5. Pada zona ini kamu akan merasakan sesak dan mulai kelelahan saat sedang berolahraga.
Cara Mengetahui Zona Heart Rate | Cara Menghitung Zona Heart Rate Saat Lari
Zona Heart Rate saat berlari bisa dihitung berdasarkan umurmu. Tentu zona HR setiap orang berbeda-beda. Ini karena Heart Rate, selain bergantung pada umur, juga tergantung pada level kebugaran fisik seseorang.
Semakin fit seseorang, semakin lambat heart rate naik dari satu zona ke zona selanjutnya.
Misalnya, ada 2 orang (A dan B) yang sama-sama berumur 30 tahun. A rajin olahraga dan dalam kondisi yang fit, sementara B jarang olahraga dan kondisi tubuhnya kegemukan.
Saat keduanya berlari, kenaikkan zona heart rate pada si A jauh lebih lambat dibanding si B. Si A bisa lari di zona 2 dan 3 dalam waktu yang lama dan heart ratenya cenderung stabil.
Sementara si B baru lari 15-20 menit, HR nya sudah di zona 5 dan dia tidak mampu lari lebih jauh lagi.
Cara Menghitung Zona Heart Rate Maksimal
Kamu bisa menghitung sendiri HR maksimal untuk menentukan dimana zona 1-5 untuk dirimu sendiri.
Rumus dasar untuk menghitung HR maksimal adalah 220 - Umur.
Kemudian untuk menentukan zona 1 sampai zona 5, ada wilayah zona yang direpresentasikan dengan persen (%).
Zona 1 ada di sekitar 50% - 60% dari Max HR
Zona 2 ada di sekitar 60% - 70% dari Max HR
Zona 3 ada di sekitar 70% - 80% dari Max HR
Zona 4 ada di sekitar 80% - 90% dari Max HR
Zona 5 ada di sekitar 90% - 100% dari Max HR
Cara Menghitung Target Heart Rate | Contoh Cara Menghitung Zona Heart Rate Untuk Lari
Misalnya, kamu adalah seseorang berumur 30 tahun, maka HR maksimalmu adalah;
220 - 30 = 190 bpm.
Kemudian kamu tinggal hitung 190bpm ini dengan % Heart Rate di setiap zona nya.
Zona 1 ada di sekitar 50% - 60% dari Max HR, maka
190 x 50% = 95bpm
190 x 60% = 114 bpm
Ini berarti zona 1 mu ada di 95bpm sampai 114 bpm
Jika kamu menghitung sendiri dimana zona 1 - 5 milikmu berdasarkan cara diatas, maka akan didapatkan hasil seperti di bawah.
Zona 1
50% - 60% dari Max Heart Rate = 95-114 bpm
Zona 2
60% - 70% dari Max Heart Rate = 114-133 bpm
Zona 3
70% - 80% dari Max Heart Rate = 133-152 bpm
Zona 4
80% - 90% dari Max Heart Rate = 152-171 bpm
Zona 5
90% - 100% dari Max Heart Rate = 171-195 bpm
Cara Melatih Heart Rate
Banyak pelari yang bingung bagaimana cara melatih heart rate agar mampu lari dengan pace (kecepatan lari) yang tinggi, namun tetap berada pada zona heart rate yang rendah.
Pertama, kita harus pahami dulu bahwa tidak perduli se-bugar dan se-fit apapun tubuhmu, yang namanya HR pasti akan tetap naik saat kita berolahraga.
Ini karena manusia punya batasan fisik dan stamina. Tidak mungkin kamu berharap bisa lari di pace 5 dan dengan HR yang terus menerus stabil di zona 2 atau 3 sejauh 10-20km.
Heart rate atau detak jantung manusia pasti akan selalu naik saat kita melakukan aktivitas yang intens seperti berolahraga.
Yang bisa kita lakukan adalah memperlambat kenaikan HR, sehingga kita bisa lari lebih jauh dan dengan durasi yang lebih lama.
Karena kita sudah sepaham, mari kita lihat cara melatih Heart Rate berikut.
- Perbanyak lari MAF selama 3 bulan seperti di artikel tentang MAF.
- Kemudian setelah 3 bulan dimana basic HR atau HR dasarmu sudah jauh lebih rendah, mulailah menggunakan aturan 80/20 untuk latihan pacemu.
- Jadi kalau misalnya total jarak larimu perminggu adalah 20km, maka larilah dengan pace slow sejauh 16km (80%), dan lari dengan pace targetmu sejauh 4km (20%).
Contoh Kasus:
Rian ingin bisa lari dengan pace 5 yang stabil. Namun selama ini ketika lari di pace 5, heart rate nya akan langsung naik sampai ke zona 5. Ini artinya stamina dia tidak cukup mampu untuk terus-terusan berlari dengan pace 5.
Maka, dia mulai latihan MAF selama 3 bulan sehingga HR dasarnya menurun dan staminanya meningkat.
Selama latihan MAF, total jarak lari dalam 1 minggu yang bisa Rian lakukan adalah 30km.
Setelah 3 bulan latihan MAF, dia mulai melatih pace dengan menggunakan aturan 80/20 (80% slow pace atau pace saat kamu latihan MAF, dan 20% target pace).
Maka ketika menggunakan aturan 80/20, dia membagi jarak lari 30km tersebut menjadi 24km slow pace dan 6km dengan pace 5 yang merupakan target pacenya (aturan 80/20, 24km dan 6km).
Kita tidak bisa mencegah HR naik, karena itu pasti terjadi.
Yang bisa kita lakukan adalah memperlambat kenaikan heart rate tersebut, dan cara latihan di atas akan menyusun ulang basic heart rate atau HR dasarmu. Sebelum kemudian pace dan jarak larinya kita bangun secara bertahap dan terukur dengan aturan 80/20 tadi.
Baca juga Training plan dengan aturan 80/20 untuk pelari. Program latihan terbaik untuk pemula atau pelari advanced adalah training plan dengan aturan 80/20. | Training plan 80/20.
Lari Sebentar Jantung Berdebar
Apakah kamu sering merasa jantung berdebar walaupun hanya berlari sebentar saja? Saat seseorang berlari, detak jantungnya akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh otot-otot yang sedang aktif. Oleh karena itu, wajar jika jantung seseorang berdebar ketika mereka sedang berlari.
Namun, jika jantung terus berdebar walaupun hanya berlari sebentar saja, atau jantung terus berdebar kencang setelah berhenti berlari, atau bahkan saat sedang istirahat, hal ini dapat menjadi tanda masalah kesehatan seperti kondisi jantung yang tidak normal atau kelelahan.
Ini juga bisa berarti, tubuhmu memang dari awal tidak fit dan kondisi kardiovaskular sedang tidak baik. Inilah kenapa jantung harus bekerja keras memompa darah ke seluruh tubuh. Semakin keras jantung bekerja, semakin keras dan cepat pula detak jantung kita.
Penting untuk memperhatikan kondisi tubuh saat berlari dan menghentikan aktivitas jika merasakan sesak napas, sakit dada atau gejala lain yang tidak biasa. Jika gejala terus berlanjut, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Mengapa Heart Rate Tinggi Saat Olahraga?
Kenapa heart rate tinggi saat lari? Heart rate tinggi saat olahraga biasanya terjadi karena 3 hal, intensitas olahraga yang tinggi, kondisi fisik tidak bugar, dan suhu tubuh serta suhu udara yang meningkat.
Intensitas olahraga yang tinggi
Saat olahraga, jantung kita akan bekerja memompa darah ke seluruh tubuh, dan terutamanya ke otot sebagai tempat dimana energi diproduksi.
Semakin intens olahraganya, maka akan semakin sibuk pula jantung kita bekerja memompa darah. Inilah yang menyebabkan heart rate meninggi saat olahraga.
Kondisi fisik tidak bugar
Pernahkah heart rate mu meninggi dengan cepat walaupun olahraga yang kamu lakukan cuma joging ringan? Bisa jadi ini disebabkan oleh kondisi fisikmu yang tidak fit, entah karena habis sakit atau memang selama ini kamu jarang berolahraga.
Ketika tubuh kita dalam kondisi yang tidak bugar, efektifitas aliran darah dari dan ke jantung akan menurun. Hal ini akan menyebabkan jantung harus bekerja dengan lebih keras memompa darah, walaupun intensitas olahraga yang kamu lakukan sebenarnya sangat ringan.
Suhu tubuh & suhu udara yang meningkat
Ketika tubuh mengalami kenaikan suhu akibat olahraga yang intens atau udara yang panas, tubuh kita akan mengirimkan banyak darah ke kulit untuk memicu produksi keringat sebagai langkah pendinginan.
Darah yang dikirimkan ke kulit ini akan mengurangi jumlah darah yang bisa dipompa oleh jantung. Sebagai akibatnya, jantung harus bekerja lebih keras mengirimkan darah yang tersisa ke seluruh area tubuh.
Hal ini pada akhirnya membuat detak jantung atau heart rate meningkat.
Apa Akibat Heart Rate Tinggi?
Kesimpulan
sumber :
Should I do heart rate training? by Runnersworld Mag
Difference between heart rate and pulse rate by toppr
Heart rate rise in the heat by milestogoendurance
why hear rate high by yahoo
cardiac drift by runnersworld
Daftar Para Ahli di Artikel Ini
Dr. Elaine Wan, professor medis di cardiology and cardiac electrophysiology Columbia University Medical Center.
Dr. Eli Friedman, direktur medis bidang sports cardiology di Miami Cardiac & Vascular Institute.
Dr. Ruwanthi Titano, kardiologis di Mount Sinai Health System
Fabio Comana, kepala instruktur di akademi medis olahraga, USA.
Artikel Lainnya Yang Setopik
Demikian pembahasan untuk heart rate (HR) saat olahraga lari kali ini. Jika kamu punya pertanyaan atau punya topik yang ingin dibahas, silahkan komen dibawah ya!
Jika kamu sedang mencari berbagai perlengkapan lari original seperti sepatu, pakaian, atau fitness gear lainnya, kamu bisa cek rekomendasi kami di shopee.
Follow juga Instagram kita di @runners.case untuk mendapatkan tips dan serba-serbi olahraga lari langsung di timelinemu!
last update : 16/11/23
Umur saya 58 tahun, jarak tempuh saya 10k pace 6,30/km saya berlari di zona lima sekitar 50%. Pertanyaannya berapa HR maksimal saya yang sebenarnya? Terimakasih
BalasHapusMaksudnya lari di zona 5 sekitar 50% itu apa ya? Apa lari jarak 10k dengan 50%nya di zona 5?
HapusSeperti yang ditulis di artikel itu, menentukan max HR adalah dengan 220 dikurangi umur. Jadi Max HR Bapak adalah 162 bpm.
Semakin fit tubuh, semakin lambat HR naik ke batas maksimalnya. Ini karena semakin fit tubuh kita, semakin ringan kerja jantung memompa darah saat lari.
Jika Bapak bisa lari 10k dan 50% dari jarak itu Bapak lakukan di zona 5, berarti Bapak kuat sekali bisa terus lari dengan detak jantung maksimal sejauh 5k.
artikelnya jelas bangeeet..thx author
BalasHapusMin saya sudah sering lari hampir 1 tahun, saya sudah bisa lari 10k dengan waktu -+55 menit, pertanyaan saya apakah saya masih perlu latihan MAF/ zona aerobik agar pace dan ketahan saya meningkat?
BalasHapusIya boleh-boleh saja menambahkan latihan MAF biar stamina bisa semakin meningkat. Tapi jangan lupa juga rutinkan latihan otot seperti plank, squat, dan lunges biar kekuatan otot kaki juga meningkat. Banyak pelari yang cuma latihan MAF tapi tidak latihan otot sehingga jomplang antara stamina dan kekuatan fisiknya.
Hapussaya usia 43 tahun, lari pace 7 HR 197.. apakah itu zona 5 ? bagaimana cara melatih lari agar HR aman
BalasHapusHR 197 itu lebih dari zona 5 anda. Zona 5 anda harusnya ada di 177. Sebaiknya jangan sering-sering lari sampai HR segitu ya.
HapusMungkin perlu lari santai tapi lebih rutin lagi. Karena semakin rutin lari, semakin fit badan kita. Semakin fit badan kita, semakin lambat HR naik saat lari.
Atau bisa juga coba lari MAF seperti link berikut.
Copy link di bawah ke browser.
https://www.runnerscase.com/2022/10/MAF.html
Zone HR banyak sekali metode nya dengan nilai yang berbeda2, seperti kavonen dan zoladz. Metode apakah yang efektif digunakan untuk usia di atas 40 tahun ?
BalasHapusKalau kamu bukan orang yang aktif berolahraga, bisa pakai rumus 220 - umur yang biasa.
HapusKalau kamu orang yang aktif berolahraga, bisa pakai cara berikut.
https://www.runnerscase.com/2024/08/cara-hitung-max-hr-untuk-pelari.html
Copy link di atas ke browser ya.
Saya berumur 43 dan baru mulai berlari (masih banyak jalannya..hehe). Target pertama saya adalah untuk menambah stamina. Saya menggunakan metode MAF, sehingga max HR hanya 137 atau hanya sampai zone 2 saja. Apakah dengan begitu bisa memperbaiki stamina saya, bukankah untuk stamina harus mencapai zone 3 atau aerobic ?
BalasHapusStamina akan tetap meningkat selama kita tetap rutin olahraga. Entah olahraga yang intensitasnya rendah atau tinggi. Percuma olahraga dengan lari ngebut sampai zona 5 tapi cuma sekali seminggu. Jauh lebih baik konsisten walau cuma sampai zona 2.
Hapus